Korban tewas akibat serangan rudal Rusia di blok sepuluh apartemen di Zaporizhzhia, di Ukraina selatan, telah meningkat menjadi tiga warga sipil. Media lokal menulisnya, menjelaskan bahwa enam orang yang terluka dibawa ke rumah sakit. Menurut para penyelamat masih ada orang yang terperangkap di bawah reruntuhan, bangunan tersebut hampir hancur total. “Menyusul dampaknya, lebih dari 10 apartemen dari lantai dua sampai lantai lima hancur. Rumah-rumah terdekat rusak oleh puing-puing dan gelombang ledakan,” kata polisi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan malam tentara Rusia di Zaporizhzhia sebagai ‘aksi teror’. “Negara teroris ini (Rusia) ingin mengubah setiap hari menjadi hari teror bagi rakyat Ukraina. Tapi kejahatan tidak akan menang di tanah kami. Kami akan mengusir semua penjajah dan mereka harus menjawab semuanya,” tambah Zelensky. di Telegram, menjelaskan bahwa operasi penyelamatan terus berlanjut.
Ibu negara Ukraina Olena Zelenska berkomentar di Twitter tentang serangan malam: “Kota dengan berani melawan, (tentara Rusia) menyerang warga sipil sebagai pembalasan. Di malam hari, sebuah gedung apartemen sengaja dihantam, tiga lantai hancur total, warga sipil tewas. . Kami terus mencari di bawah reruntuhan. Belasungkawa kepada para korban. Kami tidak akan memaafkan.” Zelenska juga memposting gambar bangunan yang terkena dampak.
Menurut administrasi Rusia di wilayah Zaporizhzhia, sebuah gedung apartemen terkena serangan antipeluru Ukraina. Hal ini dikemukakan oleh Vladimir Rogov, presiden gerakan “Kami bersama Rusia” dan anggota dewan administrasi wilayah Rusia, dikutip oleh RIA Novosti. “Tadi malam, salah satu rudal Rusia ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara rezim Zelensky, dan dua rudal ini jatuh di sebuah bangunan tempat tinggal,” kata Rogov.
Lebih dari 150.000 tentara Rusia telah tewas di Ukraina sejak invasi pasukan Moskow dimulai: hal ini diumumkan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Kiev dalam sebuah posting di Facebook, seperti yang dilaporkan oleh media nasional.
Sejak 24 Februari 2022, Rusia telah kehilangan setidaknya 150.605 tentara di medan perang, yang kemarin baru 715. Sejak awal perang, Rusia juga telah kehilangan 3.397 tank, 6.658 kendaraan tempur lapis baja, 2.398 sistem artileri, 300 pesawat, 288 helikopter, 2.058 drone, 873 rudal jelajah dan 18 kapal.